Mempunyai Hosting pribadi memberikan suasana yang begitu indah ketika kita memposting artikel tanpa ada batasan, larangan dan peraturan tertentu. Sangat berbeda tentunya jika hosting gratisan walaupun domainnya berbayar, ya seperti blog ini misalnya.
Akan tetapi, mempunyai hosting pribadi (berbayar) juga mempunyai resiko yang cukup besar yang bisa saja terjadi kapanpun tanpa ada waktu dan pemberitahuan.
Artikel ini saya publish berawal dari keinginan saya untuk merencanakan hosting yang berbayar, namun ada beberapa saran dari teman-teman yang mengatakan jika ingin memiliki hosting berbayar, maka tentukan dulu apa tujuannya.
Jika tujuan membuat hosting pribadi untuk jangka panjang, maka teman-teman saya sangat merekomondasikan hosting yang berbayar, akan tetapi jika hosting pribadi tersebut hanya untuk menyajikan artikel berupa tulisan-tulisan umum, maka sebaiknya menggunakan hosting gratis saja.
Pada bab terakhir mereka menyimpulkan bahwa jika ingin memiliki Hosting Pribadi, maka sebaiknya digunakan untuk:
1. Website atau blog berpenghasilan
2. Toko Online
3. Artikel tanpa musiman
4. Niche Blog
5. Tutorial (Gadget, Komputer, Basic, HTML, Desaign dll)
6. Layanan Jasa
7. Game Online
8. Blog Downloading (Mp3, MP4, Movie dll)
Berdasarkan keterangan mereka (saya anggap ahli dibidang IT dan Internet) di atas, maka ada dua yang ingin saya tentukan yaitu toko online dan layanan jasa, namun tentu modal untuk membuat itu tidak sedikit. Oleh karena itulah sampai saat ini saya masih memikirkan matang-matang dalam perencanaan tersebut.
Lalu, mengapa saran mereka seperti itu? Apa saja Resikonya?
Resiko memiliki hosting pribadi tidak akan dikhawatirkan jika blog/website tersebut benar-benar diurus, akan tetapi jika admin blog/websitenya tidak rutin mengeceknya, maka bisa saja dampak buruk akan terjadi karena:
1. Error Server
Salah satu resiko memiliki hosting berbayar adalah terjadinya Error server, dan jika ini terjadi maka secara otomatis blog/website tersebut tidak akan bisa dibuka.
Untuk mencegah itu terjadi bisa anda lakukan dengan mencari penyedia hosting yang mempunyai banyak cadangan server, sehingga jika terjadi Error server, secara otomatis hosting tersebut akan dialihkan dengan server lainnya.
2. Bebas tapi Bayar
Kelebihan hosting pribadi adalah kebebasan admin untuk mempublish apa saja yang dia mau tanpa batasan, namun kebebasan itu tentu ada imbalannya. Semakin banyak file yang anda publish, maka semakin besar pula kuota yang harus anda miliki, dan jika kuota tersebut habis/tinggal sedikit, maka anda harus menambahnya dan pastinya anda harus keluar uang (bebas tapi bayar)
3. Loading Berat
Loading berat terjadi bukan karena template atau gangguan server, namun loadingnya berat karena bandwith hostingnya sudah penuh karena kebanjiran pengunjung.
Banjir pengunjung tentu membuat admin bangga, tapi dengan memiliki hosting pribadi, kebanjiran pengunjung juga bisa menyebabkan penurunan trafik jika kuota (bandwith) Hosting blog tidak ditambah, dan jika ini terjadi pada blog anda sementara anda sibuk serta tidak mengetahuinya, maka bisa saja blog anda menjadi blog yang dihuni hantu heeheeheee.
4. Semuanya Uang
Nah, ini dia yang terakhir !. Resiko memiliki hosting gratis adalah masa dan tenggang waktu pembayaran. Berbeda dengan hosting berbayar yang hanya memikirkan pembayaran domain (itupun kalau domain pribadi), dan kalau untuk domain anda tidak perlu report memikirkan pembayarannya, sebab jajan anak anda sendiri pun lebih dari 100.000-200.000/tahun.
Berbeda hal dengan Hosting berbayar yang bisa mencapai 300.000 sampai jutaan/tahun, ditambah dengan penambahan kuota, bandwith dan lain sebagainya.
Kesimpulannya adalah Keseriusan. Jika ingin mempunyai hosting berbayar, maka seriuslah merawatnya. Jadikan hosting tersebut sebagai ladang uang yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah sehingga kekhawatiran untuk terkena Resiko Hosting Pribadi tidak terjadi pada anda.
Akan tetapi, mempunyai hosting pribadi (berbayar) juga mempunyai resiko yang cukup besar yang bisa saja terjadi kapanpun tanpa ada waktu dan pemberitahuan.
Artikel ini saya publish berawal dari keinginan saya untuk merencanakan hosting yang berbayar, namun ada beberapa saran dari teman-teman yang mengatakan jika ingin memiliki hosting berbayar, maka tentukan dulu apa tujuannya.
Jika tujuan membuat hosting pribadi untuk jangka panjang, maka teman-teman saya sangat merekomondasikan hosting yang berbayar, akan tetapi jika hosting pribadi tersebut hanya untuk menyajikan artikel berupa tulisan-tulisan umum, maka sebaiknya menggunakan hosting gratis saja.
1. Website atau blog berpenghasilan
2. Toko Online
3. Artikel tanpa musiman
4. Niche Blog
5. Tutorial (Gadget, Komputer, Basic, HTML, Desaign dll)
6. Layanan Jasa
7. Game Online
8. Blog Downloading (Mp3, MP4, Movie dll)
Berdasarkan keterangan mereka (saya anggap ahli dibidang IT dan Internet) di atas, maka ada dua yang ingin saya tentukan yaitu toko online dan layanan jasa, namun tentu modal untuk membuat itu tidak sedikit. Oleh karena itulah sampai saat ini saya masih memikirkan matang-matang dalam perencanaan tersebut.
Lalu, mengapa saran mereka seperti itu? Apa saja Resikonya?
Resiko memiliki hosting pribadi tidak akan dikhawatirkan jika blog/website tersebut benar-benar diurus, akan tetapi jika admin blog/websitenya tidak rutin mengeceknya, maka bisa saja dampak buruk akan terjadi karena:
1. Error Server
Salah satu resiko memiliki hosting berbayar adalah terjadinya Error server, dan jika ini terjadi maka secara otomatis blog/website tersebut tidak akan bisa dibuka.
Untuk mencegah itu terjadi bisa anda lakukan dengan mencari penyedia hosting yang mempunyai banyak cadangan server, sehingga jika terjadi Error server, secara otomatis hosting tersebut akan dialihkan dengan server lainnya.
2. Bebas tapi Bayar
Kelebihan hosting pribadi adalah kebebasan admin untuk mempublish apa saja yang dia mau tanpa batasan, namun kebebasan itu tentu ada imbalannya. Semakin banyak file yang anda publish, maka semakin besar pula kuota yang harus anda miliki, dan jika kuota tersebut habis/tinggal sedikit, maka anda harus menambahnya dan pastinya anda harus keluar uang (bebas tapi bayar)
3. Loading Berat
Loading berat terjadi bukan karena template atau gangguan server, namun loadingnya berat karena bandwith hostingnya sudah penuh karena kebanjiran pengunjung.
Banjir pengunjung tentu membuat admin bangga, tapi dengan memiliki hosting pribadi, kebanjiran pengunjung juga bisa menyebabkan penurunan trafik jika kuota (bandwith) Hosting blog tidak ditambah, dan jika ini terjadi pada blog anda sementara anda sibuk serta tidak mengetahuinya, maka bisa saja blog anda menjadi blog yang dihuni hantu heeheeheee.
4. Semuanya Uang
Nah, ini dia yang terakhir !. Resiko memiliki hosting gratis adalah masa dan tenggang waktu pembayaran. Berbeda dengan hosting berbayar yang hanya memikirkan pembayaran domain (itupun kalau domain pribadi), dan kalau untuk domain anda tidak perlu report memikirkan pembayarannya, sebab jajan anak anda sendiri pun lebih dari 100.000-200.000/tahun.
Berbeda hal dengan Hosting berbayar yang bisa mencapai 300.000 sampai jutaan/tahun, ditambah dengan penambahan kuota, bandwith dan lain sebagainya.
Kesimpulannya adalah Keseriusan. Jika ingin mempunyai hosting berbayar, maka seriuslah merawatnya. Jadikan hosting tersebut sebagai ladang uang yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah sehingga kekhawatiran untuk terkena Resiko Hosting Pribadi tidak terjadi pada anda.
saya terus terang tidak percaya sama artikel ini, karena penulis nya saja belum pernah memiliki hosting berbayar :D peace mas ibrahim hehehe :D
ReplyDeletemasalah percaya atau tidak itu terserah ama yang membaca mbak, dan saya rasa mbak tidak membaca tulisan saya secara menyeluruh.
ReplyDeleteTidak ada keterangan dari tulisan di atas untuk melarang menyewa hosting sendiri, tetapi saya hanya menerangkan resikonya saja. Masalah percaya atau tidak itu terserah sama yang pernah merasakannya.
Oya, mengenai saya yang belum pernah memiliki hosting sendiri memang benar, hal itu karena proses panjang untuk melakukannya :D
bagaiamana orang mau percaya jika yang nulis aja belum pernah mencoba hosting sendiri
ReplyDeleteYa, ya, ya,,, Intinya walau memiliki hosting sendiri itu harus benar-benar di rawat dan mau lebih banyak belajar kali ya mas. Karena dalam peggunaannya pun bsa di siasati ko, dari para adminnya. Itu pun tinggal keperluan dan kebutuhan di mana semua memiliki tingkat kelebihan dan kekuarangan serta resiko. Tinggal bagaimana mengoperasikan dan menggunakan hosting tersebut, baik yang berbayar atau pun tidak. Happy blogging. :D :D :D
ReplyDeleteJika mau serius menjadikan blog untuk berbinis online, maka selfhosting adalah solusinya. mengapa demikian? karena platform wordpress sampai hari ini tak ada yang bisa menandinginya, terutama pada plugin2nya yang sangat apik. Aplagi plugin jetpack benar2 gurih, hehe. Dan jika mau lebih serius lagi kita harus menggunakan VPS karena self hosting akan berat jika trafik diatas 30000 visitor/day. Jika ingin lebih serius dari itu lagi harus memakai server sendiri seperti kaskus, detik dan lain2.
ReplyDeleteTapi kalau untuk belajar-belajar, ngeposting ngaco kayak saya pake yang gratis aja untuk sementara kayaknya cukup deh, hehe. Tapi hati2 loh jika trafik pak dosen sudah menanjak 8 K maka wajib segera pindah ke selfhosted, karena trafik diatas 8K biasanya rawan banned dengan hosting gratisan. Jadi menurut saya ada tingkat-tingkatnya. Kalau blog membuka jasa iklan seperti mbak Ririn sangat cocok sekali dengan selft hosted karena jika pakai blogger banyak kenak penalty google, hadehhhh
Sampek saat ini aku masih males pakek hosting yang berbayar, Bang.. Males ngurusin kalok sekiranya ada apa-apa sih :D
ReplyDeletesaya sih kang.. belum pernah pakai hosting pribadi yang kang ibrahim paparkan diartikel ini.. kalau masalah tuk download (Mp3, MP4, Movie dll) saya lebih memilih hosting gratis kang.
ReplyDeleteSptnya Self hosting ga bebas juga tetep ada aturan kontennya. Klo untk nyimpen musik , movie dsb bisa tekor space dan melanggar hak cipta.
ReplyDelete