Ada yang mengatakan kalau kita nanti ketika dikumpulkan di padang mahsyar, maka satu sama lainnya tidak akan saling mengenal walaupun dahulu selama di dunia mereka yang tidak kita kenal adalah keluarga kita, ayah kita, ibu kita bahkan teman kita. Benarkah itu? Jawabnya tidak benar, mengapa?
Posisi manusia ketika berada dalam suasana antrian di padang mahsyar untuk menunggu dipanggil dan terus dihisab, maka kita yang begitu banyak berkumpul apabila berjumpa dengan keluarga atau orang yang kita kenal selama di dunia, maka kita akan kenal juga disana, permasalahan yang timbul adalah, kita tidak akan memperdulikan lagi keadaan mereka karena keadaan yang begitu dahsyatnya sehingga yang kita pedulikan adalah diri kita sendiri.
Jangankan dahsyatnya suasana padang mahsyar yang telah dijelaskan bahwa keadaan tersebut begitu mengerikan seperti matahari yang panasnya begitu luar biasa seolah-olah berada tepat diatas kepala kita dengan jarak sejengkal tangan, begitu juga dengan keadaan yang lainnya, keadaan dunia saja apabila ditimpa gempa bumi, tsunami dan lain sebagainya, maka saat itu terjadi banyak mereka yang tidak lagi ingat keluarganya, temannya, anaknya, suaminya, istrinya atau orang yang dikenalnya, semua kebanyakan akan memikirkan diri sendiri yang berusaha untuk menyelamatkan diri masing-masing dari bencana yang sedang mereka hadapi.
Di dunia saja ada juga orang lain yang tidak kita kenal karena belum berkenalan, maka wajar saja jika di padang mahsyar pun banyak dari kita yang tidak akan mengenal satu sama lain. Intinya adalah status manusia di padang mahsyar tidak jauh berbeda dengan di dunia, hanya saja ada perbedaan tempat dan waktu yang sudah ditentukan oleh Allah swt.
Bagi mereka yang banyak amal ibadahnya, tentu akan mendapat kebahagiaan dan naungan dari Allah swt, maka tentu tidak akan ada lagi kekhawatiran dan ketakutan, maka ketika mereka berjumpa dengan orang yang mereka kenal, mereka akan menegur dan menyapa orang tersebut, sebab apa? Hal itu karena tidak ada ketakutan yang selalu menghantui bagi mereka yang tidak mendapat naungan oleh Allah swt.
Jadi ada pencerahan Pak, saya pikir semuanya menjadi benar-benar asing..sehingga saat kita dipadang maghsyar menjadi tidak kenal satu dengan yang lain
ReplyDeletedalam alqur'an pun sudah jelas ....
ReplyDeletefaidza jaa-atishakhoh - yauma yafirrul mar-u min akhi-ih .. wa ummihi wa abi-ih - washohibatihi wabani-ih - li kullim ri-im minhum yaumaidzin sya-nuyyughnih-ih. ....
makasih sob artikel yang membuat kita menjadi ingat siapa diri kita :)
ReplyDeleteSubhanalloh....di dunia saja yang jaraknya sangat jauh dengan matahri begitu panas rasanya,bagaimana kalau jaraknya hanya sejengkal,,,tidak terbayangkan panasnya,,,
ReplyDeleteTerimakaish mas untuk pencerahanya di pagi ini....
menurut teman saya saking dekatnya jarak matahari sampai-sampai ada yang berenang di air keringatnya sendiri
ReplyDelete