Hidup Bagaikan Berbalas Pantun

Hidup memang penuh dengan cobaan, rintangan dan ujian yang harus dihadapi, terkadang rasa suka dijalani, rasa duka diarungi, rasa rindu bergelayut sutra dan rasa benci berbusana dendam. Itulah hidup sebagai sandiwara berbalas pantun seperti bayang-bayang yang selalu menghantui.

Hidup bagaikan berbalas pantun, terkadang senang, terkadang sedih, terkadang kaya dan terkadang miskin. Ada yang cantik ada pula yang jelek, ada yang tinggi ada pula yang pendek. itulah hidup tiada duka dan suka yang abadi selain kehidupan di akhir jaman.

Tepi rumah terkena ombak  Karena dekat di bibir laut  Artikel ini tidak dirombak  Sedikit Membahas Pantun tertaut

Nenek-nenek sedang berjalan  Seberang Jalan sambil menuntun  Silahkan baca karya tulisan  Hidup Bagaikan Berbalas Pantun

Buah manggis buah pepaya  Kedua buah apa rasanya  Kadang menangis kadang tertawa  Gambaran hidup selama di dunia

Burung nuri terbang terjatuh  Menangis anak si burung dara  Jangan pernah anda mengeluh  Kuatkan semangat rasa percaya

Ada buku di atas meja  Buku dibuka lalu dibaca  Jika mau masuk ke surga  Rajin Ibadah Karena Allah ta`ala

Makan pisang kupas kulitnya  Kulit dibuang diseberang jalan  Banyak orang masuk neraka  Sebab sombong kepada Tuhan

Mati Lampu gelap gulita  Sebab cahaya hilang seketika  Begitulah kita hidup di dunia  Terkadang sedih terkadang gembira

Manis sungguh senyum si cantik  Ingin rasaya katakan cinta  Tak perlu tampil menarik  Yang penting apa adanya

Kisaran dulu baru ke Medan  Sampai di Medan langsung ke Jakarta  Sekian dulu ya !! teman-teman  Berbalas pantun semoga bermakna